Rabu, 02 Mei 2012

PABBSI Sumut


PABBSI Sumut
Gedung Megah. Peralatan Parah


Pelatih dan para atlet angkat besi dan berat Sumatera Utara yang dipersiapkan untuk  PON XVIII Riau, September  2012  mendatang di Riau. 
"Ada dua keterkejutan saya ketika menginjakkan kaki di Gedung PABSI Sumut ini. Yang satu terkejut karena kagum. Karena gedungnya yang besar dan megah. Menurut saya ini yang terbesar di seluruh Indonesia. Satunya lagi, saya terkejut karena miris melihat kondisi di dalamnya. Peralatannya sudah tua, sudah tak lagi layak pakai," papar Rusli , pria asal Lampung, yang ditunjuk Pengprov Persatuan Angkat Besi dan Berat Seluruh Indonesia (PABBSI) Sumatera Utara, menjadi pelatih di PABBSI Sumut.
Hal yang paling mendasar untuk menunjang prestasi dan prestise atlet yang dilatihnya telah dilambungkan Rusli secara lisan kepada pengurus PABBSI Sumut, yakni Ketua Harian Azzam Rizal . “Sejak awal saya sudah usulkan agar peralatannya diganti. Seperti batangan besi atau stick yang sudah baling dan tidak layak untuk dipakai lagi. Setidaknya kita harus mengacu pada peralatan yang telah di standartkan oleh International Weightlifting Federation (IWF),” urainya lagi.
Pelatih berpengalaman itu juga menyayangkan, apabila potensi besar yang ada pada atlet angkat besi dan berat Sumatera Utara, seperti  Goncalwes Sirait , Faebolo Dodo Gowasa ,  Teguh, Mustaqin, Rusli dan satu-satunya atlet putri, Mona, tidak dianggap sama sekali. “Sangat disayangkan apabila bakat dan potensi yang Tuhan berikan pada mereka terabaikan begitu saja , hanya gara-gara peralatan yang tidak mendukung. Alangkah cantiknya, kalau mereka bisa didukung dengan peralatan yang layak. Saya optimistis, bila peralatan yang dibutuhkan itu tersedia, mereka pasti mampu berbicara di pentas nasional,” ujar Rusli yakin.
Namun keoptimisan pelatih nasional yang sejak Januari 2012 lalu telah melatih di Gedung PABBSI Sumut itu hingga kini masih belum terjawab. Pasalnya, peralatan tua yang ada di gedung itu sejak 2004 silam , belum diganti dan masih saja digunakan. Malah, kesangsian yang sejak awal dirasakannya telah pula mendera atletnya, yakni cidera.
Ya, cidera kini telah dialami oleh atlet prioritas KONI Sumut yang diprediksi bakal meraup medali pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII di Riau, September mendatang, yaitu atlet angkat berat, Faebolo Dodo Gowasa dan Goncalwes Sirait. Kedua atlet prioritas Koni Sumut itu cedera, kemungkinan besar karena menggunakan peralatan tua yang tidak lagi layak pakai milik Pengprov PABBSI Sumut tersebut.
Cedera yang dialami Faebolo Dodo Gowasa, dirasakan Rusli sangat mengkhawatirkan. Pemecah rekor dunia pada perhelatan Pekan Olahraga Kota (Porkot) Medan 2011 silam, mengalami cedera otot yang cukup serius di selangkangannya. Pastinya, cederanya tersebut dapat mempengaruhi persiapan PON XVIII yang tak kurang dari 130 hari lagi bakal di helat.
“Saya telah melaporkan perihal cedera saya pada pengurus. Tapi saya hanya diarahkan agar bertemu dengan masseur KONI Sumut untuk diperiksa. Saya tidak langsung menemui masseur itu. Yang saya temui pengurus Koni Sumut, Pak Prof Agung. Beliau cukup terkejut mengetahui kondisi yang saya alami. Dia meminta saya agar menemui pakar yang mengetahui tentang cedera saya. Makanya saya tak tau lagi mau berbuat apa,” bilang Faebolo, saat ditemui , Selasa (1/5) Di gedung PABBSI Sumut.
Selain Faebolo Dodo Gowasa, atlet angkat berat proyeksi medali bagi kontingen Sumut lainnya, Goncalwes Sirait saat ini juga mengalami cedera ringan di seputar tulang ekornya. Kedua atlet binaan KONI Medan yang diharapkan akan mendulang medali kehormatan bagi Provinsi Sumatera Utara itu, merupakan ‘korban’ ketidaklayakan alat yang saat ini masih digunakan PABBSI Sumut. “Tak usahlah muluk-muluk untuk try out ke luar negeri. Dipenuhi saja peralatan yang memadai disini , mereka (atlet) sudah cukup senang. Kalau tidak juga diganti, saya khawatir akan bertambah lagi atlet yang bakal cedera, “ pungkas Rusli .(Noel)